Kamis, 16 September 2010

Wedelia biflora

2.1 Tumbuhan Wedelia biflora
Wedelia biflora merupakan tanaman yang biasa ditemukan pada daerah belakang pantai dan sepanjang aliran pasang surut dan batas hutan bakau, dimana jenis ini dapat membentuk belukar yang sulit ditembus. Jenis ini juga umum di hutan sekunder, kebun yang ditinggalkan, perkebunan kelapa dan sawah yang belum ditanami. Penyebarannya mulai dari Afrika tropis ke arah timur ke India dan Indo-Cina sampai Jepang, dan ke arah selatan dari Malaysia ke Australia tropis dan Polinesia Barat (Kristio, 2007).

2.1.1 Morfologi Tumbuhan Wedelia biflora
Wedelia biflora merupakan tanaman terna atau liana, jarang sekali berupa pohon. Batang tanaman ini berbentuk bulat dan termasuk batang basah (herbaceous). Mempunyai panjang 1-3 m. Posisi batangnya merayap di atas permukaan tanah, pada setiap ruas batangnya dapat tumbuh akar (Kristio, 2007). Batang dari tanaman ini juga memiliki kulit seperti perdu berserat, dibawah kulit batang terdapat lapisan kulit berkayu dan dalam kayu itu ada empulur yang kering dan berwarna putih (Heyne, 1987). Tanaman ini termasuk dalam tanaman dikotil sehingga sistem perakarannya adalah tunggang. Salah satu keunikan dari tanaman ini ialah akar dapat tumbuh pada ruas-ruas batangnya. Hal ini disebabkan karena tanaman ini tumbuh dengan merayap di atas permukaan tanah.








Gambar 2.1 Morfologi Wedelia biflora

Tanaman ini termasuk tanaman yang berdaun tidak lengkap, sebab hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun saja (tidak memiliki pelepah/upih daun).
Daunnya berwarna hijau cerah mengkilap, sedikit atau banyak memiliki rambut daun, tunggal, kadang-kadang terbagi sangat dalam hingga menyerupai daun majemuk, duduk daun berhadapan, jarang tersebar, kebanyakan tanpa daun penumpu, panjang 1,5-6 cm, Tanaman ini memiliki daging daun yang tipis dan lunak (herbaceous), dengan tepi daun yang bergerigi (serratus). Dilihat dari toreh pada tepi daun dan susunan tulang-tulang daunnya, tanaman ini dapat dikategorikan tanaman dengan daun berlekuk menyirip (pinnatilobus). Bangun daunnya sendiri adalah obovate / obovatus (bulat telur sungsang), namun beberapa jenis ada yang berbentuk oval (ovatus), dengan ujung daunnya runcing (acutus), (Tjitrosoepomo,1989).
Bunganya berwarna kuning cerah, mirip seperti bunga matahari (hanya ukurannya lebih kecil), (Sastrapradja et al). Tergolong dalam bunga majemuk dengan bentuk cawan (anthodium) dan memiliki banyak simetri (actinomorf). Dasar bunga kecil bersama, terdapat sisik jerami. Bunga tepi 5 – 8, berkelamin tunggal atau banci, tabung pendek, pita memanjang, ujung melekuk ke dalam, lebar. Letak bunga di ujung tangkai, bentuk mahkota bunga tidak saling berlekatan (polypetalus). Simetri bunga tidak tentu tabung kepala sari hitam atau coklat tua. Tangkai putik dengan dua cabang bentuk benang, panjang. Panjang ibu tangkai bunganya (pedunculus) 3-10 cm (.Pujowati & Penny, 2006).
Seperti bunga cawan lazimnya, didapati dua macam bunga, yaitu :
1. Bunga pita (flos ligulatus), bunga mandul yang terdapat di sepanjang tepi cawan dan mempunyai mahkota berbentuk pita.
2. Bunga tabung (flos disci), bunga yang terdapat di atas cawannya sendiri, umumnya berbentuk tabung.
Termasuk ke dalam golongan buah kurung (achenium), dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji tetapi tidak berlekatan, dan mempunyai panjang 4-5. Bijinya bulat telur, kecil, hitam (Kristio, !987)

2.1.2 Taksonomi Tumbuhan Wedelia biflora
Tumbuhan Wedelia biflora termasuk ke dalam familia Asteraceae. Di Indonesia terdapat berbagai jenis tanaman wedelia, antara lain Wedelia trilobita, Wedelia montana, Wedelia calendulacea Less., Wedelia chinensis (Osbeck) Merr., dan Wedelia biflora (L.) DC (Pujowati & Penny 2006).


Tanaman Wedelia biflora dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Asteridae
Suku : Asterales
Familia : Asteraceae
Marga : Wedelia
Spesies :Wedelia biflora (L.)DC (Anonymous, 2007)

2.1.3 Kegunaan Tumbuhan Wedelia biflora
Tumbuhan Wedelia biflora banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, diantaranya sebagai obat, campuran obat mampu untuk makanan. Seduhan akar dari tumbuhan ini dapat menyembuhkan penyakit keputihan dan gonorrhoe. Bahan ini juga dicampur dengan minyak sebagai obat batu karang. Kulit luar yang terkikis dari batang dimasak dengan minyak kelapa yang segar yang dapat digunakan sebagai obat luka. Pucuk yang dari batang yang masih hijau digunakan untuk menyembuhkan luka-luka kecil di daging dan untuk bisul. Batang dan daun setelah dengan air dapat diminum untuk menurunkan panas sakit demam. Orang Cina dan orang Jawa mencuci diri dengan rebusan bahan ini sebagai obat gatal. Daun mentah yang muda berwarna kuning sering dilalap dengan ikan untuk digunakan para nelayan sebagai bahan makanan (Heyne,1987).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar